Jumat, 25 September 2009
Ayam Kokok Balenggek
Ayam lokal sebagai aset nasional yang tersebar dari sabang sampai Merauke merupakan sumber daya genetik unggas Indonesia yang perlu dipertahankan eksistensinya. Ayam lokal Indonesia yang mempunyai ciri-ciri khusus telah beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya sehingga membentuk kelompok-kelompok sendiri yang dikenal dengan ayam kampong, ayam pelung, ayam bekisar, ayam cemani, ayam kedu dan ayam Kokok balenggek.
Disamping popular sebagai penghasil daging dan telur, ayam lokal dapat dimanfaatkan sebagai ayam hias, ayam petarung dan ayam penyanyi. Ayam lokal yang mempunyai suara kokok merdu sebaiknya dikembangkan kearah tipe ayam penyanyi untuk memenuhi kebutuhan para penggemarnya. Ayam lokal yang potensial sebagai ayam penyanyi adalah ayam Pelung, ayam Kokok Balenggek dan ayam Bekisar. Ketiga bangsa ayam tersebut memiliki suara kokok merdu dan enak didengar.
Salah satu ayam yang terkenal karena keindahan suaranya adalah ayam Kokok Balenggek (AKB) atau ayam Indik Kokok yang biasa di sebut oleh masyarakat setempat. Ayam ini berkokok dengan karakter tersendiri, yaitu irama kokoknya bertingkat 3-12 lenggek bahkan ada yang mencapai 19 lenggek. Balenggek dalam bahasa Minang atau baindik menurut logat setempat berarti irama yang bertingkat. Pada ayam jantan biasa, kokoknya hanya terdiri atas 4 suku kata pertama tanpa lenggek. Keindahan suara ayam Kokok Balenggek ini mulai digemari banyak kalangan sejak tahun 1990-an setelah Dinas Peternakan Kabupaten Solok sering mengadakan perlombaan kemerduan suara ayam Kokok Balenggek. Bahkan menjadi lebih populer setelah kedatangan Putra Mahkota Jepang Pangeran Akishinonomiya Fumihito ke Sumatera Barat pada 10 Agustus 1994 untuk menyaksikan kemerduan dan kespesifikan irama kokok ayam Kokok Balenggek. Bahkan kokok AKB diduga satu-satunya bangsa ayam dengan Kokok Balenggek di dunia. Bagi masyarakat suku Minangkabau, AKB mempunyai posisi yang tinggi. Pantas bila kemudian AKB dijadikan maskot daerah. dalam bentuk patung ”Selamat Datang” di sekitar kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 29. 4, 2007).
Langganan:
Postingan (Atom)